Rabu, 02 Mei 2012

cerpen (trauma)


TRAUMA
Langit terus saja berduka air matanya terus menetes menghujam bumi, sebagian lagi jatuh di atas pepohonan merayapi setiap lekak-lekuk tubuh pohon kemudian jatuh menikam bumi, desir angin yang menelusup masuk menggerayangi setiap lekuk tubuhku membuat suasana menjadi bertambah dingin bahkan beku, daun-daun yang sudah menguning gugur tertiup oleh angin dan kerasnya hantaman air hujan, hujan yang membuatku semakin  tenggelam dalam lorong-lorong masa lalu yang mungkin tidak dapat di pahami oleh orang lain, berdukanya langit seperti berdukaya hatiku. Telah lama aku sendiri, sepi, menepi dan sunyi.
Hari-hariku penuh bayangan semu tak berujung, ketika aku teringat masa-masa bahagia bersama suami dan anak-anakku, kami hidup dengan bahagia semua penuh dengan kenangan manis, seketika tanpa sadar segurat senyum tipis terlihat dari bibir ku bahkan bukan hanya seyuman tipis saja terkadang aku tebahak begitu mengingatnya, sungguh kenangan yang indah yang tak mungkin aku lupakan. Namun seketika saja kenangan itu berubah sirna menjadi suatu yang pahit bagai menelan empedu, anak dan suamiku lenyap ditelan keserakahan zaman di depan mataku sendiri mereka di bunuh, kemudian laki-laki berseragam loreng itu myergap aku bagai berburu di hutan dan mendapatkan binatang buruannya, tangannya begitu ganas mengerayangi tubuh ku, aku mencoba melawan sekuat tenaga aku berusaha mencari benda-benda apa saja yang ada untuk memukul mereka namun usahaku hanya sia-sia mereka terlalu kuat untuk aku lawan satu persatu mereka mengilir ku bagai arisan yang sudah di atur jalan permainannya, aku hanya bisa mengutuk dalam hati karena mulutku di sumpal oleh kain kumalnya, “keparat,anjing,hewan terkutuk kau” air mata ku berhamburan dan aku melihat senyum kepuasan dibibirnya senyum binatang  jalang, hingga aku tak kuat dan tak sadar diri. Kenangan pahit itu membuat aku lupa diri aku menangis dan bahkan berteriak  histeris aku mengmuk sejadi-jadinya.
***
Keparat kamu, dasar binatang aku mencoba meraih benda apa saja yang ada di sekitarku aku mencoba memukul mereka aku mencoba melawan orang itu, namun semua serasa sia-sia tangannya terlalu kuat mengekang diriku, namun aku tetap berusa memberontak  aku seperti singa yang keleparan, Namun semua badan ku menjadi lemas tanganya begitu kuat mencengkaram tubuhku bagai burung elang menerkam mangsanya hingga aku jatuh tak sadarkan diri.
***
            Aku terbangun dari ketidak berdayaan ku, tubuhku terasa sakit seperti tak mempunyai tulang lemas tak berotot  kepalaku terasa berat, kubuka mataku sedikit-demi sedikit kulihat tubuhku yang tak terurus dengan kaki yang tepasung, pasungan yang terbuat dari pohon randu itu begitu kuat mencengkeram kaki ku membuat diriku sulit untuk bergerak. Yah disinalah aku sekarang di sebuah gubuk yang gelap pengap dan bau apek ini, sekarang aku hanya  bisa termangu terbuai dengan kenangan-kenangan silam kenangan itu teradang membuat aku tersenyum dan bahkan terbahak kadang juga membuat aku ketakutan berteriak histeris. Mataku kosong menyelulusuri setiap celah dari pepohonan yang tersiram air hujan menerawang jauh ke awang-awang dan sepertinya aku tersesat di dalamnya, di dalam pengembaraan masalaluku. Kini aku hanya bisa termangu menunggu, menunggu sesuatu yang semu dan menunggu ajal  menjemputku.













1 komentar:

  1. Best casinos in the world to play blackjack, slots and video
    hari-hari-hari-hotel-casino-online-casinos-in-us · blackjack (blackjack) · roulette (no 바카라 사이트 Blackjack Video Poker · Video หารายได้เสริม Poker · Video deccasino Poker · Video poker 도레미시디 출장샵

    BalasHapus