Sabtu, 12 Oktober 2013

MAKALAH PAKEM



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Tidak lupa pula salam dan salawat penulis kirimkan kepada nabi Muhammad SAW ialah nabi yang mengantar kita dari sejarah kelam menuju sejarah yang berkesan.
Penyusunan makalah yang berjudul PAKEM ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing mata kuliah kajian kurikulum dan juga sebagai acuan untuk metode pembelajaran bagi calon guru.
Penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada semua yang terlibat dalam penyusunan makalah ini khususnya dosen pembimbing mata kuliah kajian kurikulum. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran sangat diperlukan oleh penulis.





Makassar,2 Januari 2011

                                                                                 Penulis 








 

 

 

 

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR……………………………………………………...            1                      DAFTAR ISI……………………………………………………………….      2
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..`3
A.      Latar belakang……………………………………………………. 3         
B.       Rumusan masalah………………………………………………… 4
C.       Tujuan ……………………………………………………………. 4
D.      Manfaat…………………………………………………………… 5

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………..            6         
A.      Pengertian PAKEM………………………………………………  6
B.       Konsep PAKEM………………………………………………….  7
C.       Alasan Penerapan PAKEM………………………………………. 9
D.      Ciri-Ciri PAKEM…………………………………………………  10
E.       Prinsip pembelajaran PAKEM……………………………………  10
F.        Proses pembelajran PAKEM……………………………………..  10
G.      Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran PAKEM…   11
H.      Pelaksanaan PAKEM…………………………………………….  14

BAB III PENUTUP………………………………………………………   17       
A.  Kesimpulan………………………………………………………     17
B.   Saran…………………………………………………………….      17


DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………    18

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar belakanng

PP No. 19 tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa ”Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpatisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, keatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.” Hal tersebut merupakan dasar bahwa guru perlu menyelenggarakan pembelajaan yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan PAKEM merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap dan pemahaman dengan mengutamakan belajar sambil bekerja, guru menggunakan berbagai sumber belajar dan alat bantu termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar agar pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.
            PAKEM kepanjangan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Aktif berarti dalam proses pembelajaran Kreatif berarti Efektif berarti tujuan pembelajaran dapat tercapai. Menyenangkan berarti suasana dalam KBM.
Pada dasarnya guru sudah banyak yang mengetahui hal tersebut, tetapi dalam penerapannya masih banyak kendala. Disinilah dibutuhkan kemauan dan motivasi yang kuat dari guru untuk menerapkan PAKEM di kelasnya. Walaupun terkesan merepotkan, guru harus berusaha semaksimal mungkin untuk mencoba menerapkan sebuah metode baru ini didalam kelas. Keterbatasan bukanlah halangan untuk membuat pembelajaran menjadi lebih baik dan optimal.
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM). Banyak guru mengetahui pembahuruan pendidikan antara lain masalah pakem ini, Mereka berkunjung ke sekolah yang telah mulai melaksanakan PAKEM. Yang paling menonjol di sekolah yang dikunjungi adalah pengaturan meja dan kursi dalam bentuk kelompok. Kemudian guru pulang ke sekolahnya dan menganggkap bahwa PAKEM hanya kerja kelompok, dan semua tugas dikerjakan dalam kelompok sehingga tidak ada tugas perorangan lagi! Mereka tidak mengerti bahwa inti PAKEM adalah bukan hanya bentuk tempat duduk tetapi kegiatan yang dikerjakan anak harus menantang siswa untuk mengembangkan berbagai kompetensi seperti berpikir kreatif, mengungkapkan pikiran, dan memecahkan masalah secara mandiri.

B. Rumusan masalah
1. Apa  yang di maksud dengan PAKEM?
2. Bagaimana konsep PAKEM?
3. Apa yang menjadi alasan untuk di terapkannya PAKEM?
4. Apa yang menjadi ciri-ciri PAKEM?
5. Apa yang menjadi prinsip PAKEM?
6. Bagaimana proses bembelajaran PAKEM?
7. Apa yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM?
8. Bagaimana pelaksanaan PAKEM di kelas?

C. Tujuan Penulisan
1. untuk mengetahui pengertian PAKEM
2. Untuk mengetahui konsep PAKEM
3. Untuk mengetahui alas an di terpkannya PAKEM
4. Untuk mengetahui ciri-ciri PAKEM
5.Untuk mengetahui prinsip dari PAKEM
6. Untuk mengetahui proses pembelajaran PAKEM
7. Untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM
8.Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan PAKEM di kelas

D. Manfaat Penulisan
Bagi penulis maupun pembaca menjadi tahu bagaimana konsep PAKEM dan aplikasinya di dalam kegiatan belajar mengajar, sehangga dapat menciptakan suasana yang efektif dan menyenangkan agar dalam proses pembelajarannya lebih hidup, dan murid pun  tidak menjadi bosan dalam proses blajar mengajar, seorang guru harus mengetahui perkembangan murid, serta memberi sesuatu yang dapat melatih kreatifas. 









BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pakem
PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan.  Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.
Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.



Secara garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut:
  • Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
  • Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
  • Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’ Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
  • Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
B. Konsep Pakem
PP No. 19 tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa ”Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpatisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, keatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.” Hal tersebut merupakan dasar bahwa guru perlu menyelenggarakan pembelajaan yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM).
PAKEM merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap dan pemahaman dengan mengutamakan belajar sambil bekerja, guru menggunakan berbagai sumber belajar dan alat bantu termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar agar pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.
PAKEM kepanjangan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Aktif berarti dalam proses pembelajaran Kreatif berarti Efektif berarti tujuan pembelajaran dapat tercapai. Menyenangkan berarti suasana dalam KBM. Pakem mempunyai empat ciri-ciri sebagtai berikut:
   1. Aktif.
Ciri aktif dalam PAKEM berarti dalam pembelajaran memungkinkan siswa berinteraksi secara aktif dengan lingkungan, memanipulasi objek-objek yang ada di dalamnya serta mengamati pengaruh dari manipulasi yang sudah dilakukan. Guru terlibat secara aktif dalam merancang, melaksanakan maupun mengevaluasi proses pembelajarannya. Guru diharapkan dapat menciptakan suasana yang mendukung (kondusif) sehingga siswa aktif bertanya.
   2. Kreatif
Kreatif merupakan ciri ke-2 dari PAKEM yang artinya pembelajaran yang membangun kreativitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar serta sesama siswa lainnya terutama dalam menyelesaikan tugas-tugas pembelajarannya.Gurupun dituntut untuk kreatif dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Guru diharapkan mampu menciptakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
   3. Efektif
Ciri ketiga pembelajaran PAKEM adalah efektif . Maksudnya pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
   4. Menyenangkan
Menyenangkan merupakan ciri ke empat dari PAKEM dengan maksud pembelajaran dirancang untuk menciptakan suasana yang menyenangkan. Menyenangkan berarti tidak membelenggu, sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada pembelajaran, dengan demikian waktu untuk mencurahkan perhatian (time of task) siswa menjadi tinggi. Dengan demikian diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya.
5. Menciptakan lingkungan tanpa stress (relaks), lingkungan yang aman untuk melakukan kesalahan, namum harapan untuk sukses tetap tinggi.
6. Menjamin bahwa bahan ajar itu relevan. Anda ingin belajar ketika Anda melihat manfaat dan pentingnya bahan ajar. Demikian Rose dan Nicholl.
7. Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah positif, yang pada umumnya hal itu terjadi ketika belajar dilakukan bersama orang lain, ketika ada humor dan dorongan semangat,waktu rehat dan jeda teratur serta dukungan antusias.
8.  Melibatkan secara sadar semua indera dan juga pikiran otak kiri dan otak kanan.
9.  Menantang peserta didik untuk dapat berpikir jauh ke depan dan mengekspresikan apa yang sedang dipelajari dengan sebanyak mungkin kecerdasan yang relevan untuk memahami bahan ajar.
Dari uraian singkat tentang Pembelajaran Aktif, Kreatif dan Menyenangkan (PAKEM), dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan harus diwujudkan di kelas karena dasar hukumnya sudah jelas yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Permasalahannya adalah bagaimana kreatifitas dan inovasi guru dalam menciptakan suasana kelas agar siswa belajar, yang pada dasarnya belajar adalah memproduksi gagasan atau membangun makna baru dari dari pengetahuan awal yang sudah dimiliki siswa. Siswa sebagai subjek belajar tidak mengkonsumsi gagasan tetapi memproduksi gagasan dalam proses pembelajaran yang difasilitasi oleh guru. Guru sebagai fasilitator hendaknya dapat memfasilitasi terwujudnya pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan yang diantaranya dapat menggunakan model pembelajaran.
C. Alasan penerapan PAKEM
PAKEM diterapkan dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa pembelajaran model konvensional dinilai menjemukan, kurang menarik bagi para peserta didik sehingga berakibat kurang optimalnya penguasaan
materi bagi peserta didik.
D. Ciri-ciri PAKEM
Ciri-ciri/karakteristik PAKEM adalah:
a. Pembelajarannya mengaktifkan peserta didik
b. Mendorong kreativitas peserta didik &guru
c. Pembelajarannya efektif
d. Pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi peserta didik
E. Prinsip pakem PAKEM
Prinsip PAKEM antara lain:
1. Mengalami: peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun emosional
2. Komunikasi: kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komunikasi antara guru dan peserta diidik
3. Interaksi: kegiatan pembelajarannyaa memungkinkan terjadinya interaksi multi arah
4. Refkesi: kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta didik memikirkan kembali apa yang telah dilakukan
F. Jenis dan proses pembelajran  PAKEM
1. Penilaian yang sesuai dengan pembelajaran model Pakem adalah penilaian otentik yang merupakan proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
2. Tujuan Penilaian otentik itu sendiri adalah untuk: (a) Menilai Kemampuan Individual melalui tugas tertentu; (b) Menentukan kebutuhan pembelajaran; (c) Membantu dan mendorong siswa; (d) Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik; (e) Menentukan strategi pembelajaran; (f) Akuntabilitas lembaga; dan (g) Meningkatkan kualitas pendidikan.
3. Bentuk penilaian tes dapat dilakukan secara lisan, tertulis, dan perbuatan. Sementara itu, bentuk penilaian non tes dilakukan dengan menggunakan skala sikap, cek lis, kuesioner, studi kasus, dan portofolio.
4. Dalam pembelajaran, dengan pendekatan Pakem rangkaian penilaian ini seyogiayanya dilakukan oleh seorang guru. Hal ini disebabkan setiap jenis atau bentuk penilaian tersebut memiliki beberapa kelemahan selain keunggulan.

G.  Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan Pakem
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia – selama mereka normal – terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif.
Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.
2. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran.Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.

3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.
Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir.Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka serta memberoi kebebasan kepada siswanya untuk kreatif..
5.  Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
            Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain.Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam PEMBELAJARAN karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar.Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat men-gembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa.Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM.
Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAKEM menyenangkan.’
H. Pelaksanaan PAKEM
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama Pembelajaran. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut tabel beberapa contoh kegiatan pembelajaran dan kemampuan guru.

Kemampuan Guru
Pembelajaran
Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam.
Sesuai mata pelajaran, guru menggunakan, misal:
Alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri
Gambar
Studi kasus
Narasumber
Lingkungan
LCD
Dll
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan.
Siswa:
Melakukan percobaan, pengamatan, atau wawancara
Mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri
Menarik kesimpulan
Memecahkan masalah, mencari rumus sendiri
Menulis laporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan.
Melalui:
Diskusi
Lebih banyak pertanyaan terbuka
Hasil karya yang merupakan pemikiran anak sendiri
Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa.
Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)
Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut.
Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan
Guru mengaitkan PEMBELAJARAN dengan pengalaman siswa sehari-hari.
Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri.
Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
Menilai PEMBELAJARAN dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus.
Guru memantau kerja siswa
Guru memberikan umpan balik
=============

I. Tujuan penilaian pembelajaran model PAKEM
1. Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu
2. Menentukan kebutuhan pembelajaran
3. Membantu dan mendorong siswa
4. Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik
5. Menentukan strategi pembelajaran
6. Akuntabilitas lembaga
7. Meningkatkan kualitas pendidikan
J. Merancang dan melaksakanpenilaian pembelajaran model PAKEM
1. Merancang penilaian dilakukan bersamaan dengan merancang pembelajaran tersebut. Penilaian disesuaikan dengan pendekatan dan metode yang dilaksanakan dalam pembelajaran.
2. Dalam pembelajaran dengan pendekatan model Pakem, penilaian dirancang sebagaimana dengan penilaian otentik. Artinya, selama pembelajaran itu berlangsung, guru selain sebagai fasilitator juga melakukan penilaian dengan berbagai alat yang sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh siswa.























                                                        
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
PAKEM merupakan sebuah metode baru dalam melaksanakan pembelajaran khususnya di kelas yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dan kreatif. Konsep ini dikembangkan atas prinsip student centered in instruction. Jadi, peserta didik diharapkan mampu aktif, kreatif, dan mampu menyerap materi pelajaran dengan baik dengan kondisi
pembelajaran yang menyenangkan.
Jadi seorang guru harus juga kreatif dan inovasi dalam menciptakan suasana kelas agar siswa belajar, yang pada dasarnya belajar adalah memproduksi gagasan atau membangun makna baru dari dari pengetahuan awal yang sudah dimiliki siswa. Siswa sebagai subjek belajar tidak mengkonsumsi gagasan tetapi memproduksi gagasan dalam proses pembelajaran yang difasilitasi oleh guru. Guru sebagai fasilitator hendaknya dapat memfasilitasi terwujudnya pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan yang diantaranya dapat menggunakan model pembelajaran
B. Saran
SBagi guru Pada dasarnya guru sudah banayak yang mengetahui tentang konsep PAKEM, tetapi dalam penerapannya masih banyak kendala. Disinilah dibutuhkan kemauan dan motivasi yang kuat dari guru untuk menerapkan PAKEM didalam proses pembelajaran. Karena metode pembelajaran PAKEM ini akan menyelamatkan peserta didik dari pembelajaranyang membosankan Bagi pemerintah Sebaiknya pemerintah banyak melakukan pelatihan dan seminar tentang metode pakem ini kepada guru-guru di eluruh Indonesia. Serta memenuhi sarana dan pasarana sekolah-sekolah yang ada di daerah.






DAFTAR  PUSTAKA


http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/konsep-pakem/
www.Edu-articles.com-Situs Pendidikan Indonesia>> PAKEM (1)-Edu-artcles.com- Situs Pendidikan Indonesia

Minggu, 27 Mei 2012

nilai-nilai luhur kebudayaan toraja


BAB I
PEMBUKAAN

A.    Latar Belakang
Makna kehidupan ialah menjalani siklus kehidupan itu sendirinya, artinya kembali ke kehidupan semula yang nyata.  Kriteria yang menentukan skala prioritas nilai-nilai adalah nilai dasar itu sendiri. Tetapi rupanya nilai “kedamaian demi persekutuan” yang paling menentukan. Makna persekutuan ialah hidup dalam damai dan keharmonisan. Dalam benturan nilai-nilai ada saja nilai yang dikorbankan demi persekutuan. Aluk Rambu Solo’(ARS)ARS adalah keseluruhan upacara untuk orang mati.secara harfiah aluk rambu solo’ berarti “ketentuan untuk aspa yang menurun”.artinya ritus-ritus persembahan(asap) untuk orang mati,yang dilaksanakan sesudah pukul12.00.ketika matahari mulai bergerak turun.aluk ramtbu solo’ disebut juga aluk rampe matampu’.ritus-ritu disebelah barat,sebab sesudah pukul 12.00 matahari berada disebelah barat.sebab itulah ritus-ritus persembahan dilaksanakan disebelah barat atau barat daya tongkonan.
Berdasarkan Tesmogoni dan teogoni,upacara tersebut dilaksanakan disebelah timur laut arah kediaman para dewa dan leluhur yang didewakan.Aluk Rambu Tuka’ disebut juga Aluk Rampe Matallo,”ritus-ritus disebelah timur”.Berdasarkan hal tersebut Aluk tersebut dinamakan “aluk asap yang naik”.artinya asap persembahan itu naik kelangit sebelum matahari mencapai zenit.Aluk Ramnu Tuka’ adalah keseluruhan ritus-ritus persembahan untuk kehidupan.persembahan-persembahan itu dialamatkan kepada para dewa dan para leluhur yang sudah menjadi dewa yang mendiami langit disebelah timur laut.
Setelah kita mengetahui arti tongkonan selaku lambang dan pusat pa’rapuan,kiranya tidak perlu lagi berpanjang lebar untuk menjelaskan bahwa tongkonan itu juga menjadi sumber seluruh kepemimpinan dibidang kemasyarakatancdan keagamaan.dalam struktur tongkonan,tongkonan layuk menempati kedududkan tertinggi dan dengan demikian juga menempati kekuasaan tertinggi.artinya pemimpin tongkonan layank dengan sendirinya menjadi pucuk pimpinan.




B.     Rumusan Masalah

  1. Apa Nilai-nilai dan Pandangan Hidup Masyarakat Toraja?
2.      Bagaimana Adat dan Kebudayaan?
3.      Apa maksud Pa’Tondokan  –  Sang-Torayan?
4.      Bagaimana Tongkonan Sebagai Lambang  dan Pusat Pa’rapuan?
5.      Apa Funsi Sebuah Tongkonan?
6.      Bagaimana Tongkonan Sebagai Sumber Kepemimpinan?

C. Tujuan

1.      Untuk Mengetahui Nilai-nilai dan Pandangan Hidup Masyarakat Toraja
2.      Untuk Mengetahui Adat dan Kebudayaan
3.      Untuk Mengetahui Pa’Tondokan  –  Sang-Torayan
4.      Untuk Mengetahui Tongkonan Sebagai Lambang  dan Pusat Pa’rapuan
7.      Untuk Mengetahui Funsi Sebuah Tongkonan
8.      Untuk Mengetahui Tongkonan Sebagai Sumber Kepemimpinan








BABII
PEMBAHASAN

A. Nilai-nilai dan Pandangan Hidup Masyarakat Toraja

             Makna kehidupan ialah menjalani siklus kehidupan itu sendirinya, artinya kembali ke kehidupan semula yang nyata.  Kriteria yang menentukan skala prioritas nilai-nilai adalah nilai dasar itu sendiri. Tetapi rupanya nilai “kedamaian demi persekutuan” yang paling menentukan. Makna persekutuan ialah hidup dalam damai dan keharmonisan. Dalam benturan nilai-nilai ada saja nilai yang dikorbankan demi persekutuan. Kebenaran dan Keadilan dapat dikorbankan demi kedamaian dan keharmonisan persekutuan. Segala-galanya ditentukan oleh keharmonisan persekutuan, namum ada jalan bagi keadilan dan kebenaran . Apabila pemecahan berdasarkan  kedamaian dan keharmonisan demi persekutuan tidak diterima dalam mempertahankan keadilan dan kebenaran, maka  tersedia dua jalan terakhit yaitu sipakoko atau siukkunan ( sipakokoko: dua orang yang bertikai memasukkan tangan mereka kedalam air panas, yang duluan melepas berarti mereka yang kalah) . Cara ini digunakan untuk menentukan siapa yang benar dan salah.
            Nilai kehidupan tersebut pertama-tama berorientasi kepada persekutuan, lambang persekutuan toraja adalah tongkonan berdasarkan hubungan darah. Persekutuan sebagai nilai tertinggi di toraja dilambangkan melalui tongkonan sebagai pusatnya. Selain itu persekutuan juga nampak melalui:
a.       Gotong royong sebagai motif saling tolong menolong. Misalnya dalam pekerjaan sawah, ritus orang mati dan pesta adat lainnya.
b.      Kehadiran dan partisipasi dalam pada ritus adat merupakan hubungan persekutuan yang tidak boleh dinilai sebagai tindakan yang diilhami oleh kepentingan ekonomis atau materialistis.
c.       Pembayaran utang pada Aluk Rambu Solo’ tidak boleh dinilai sebagai tindakan ekonomi.
d.      Dalam ungkapan yaitu Misa’ kada dipotuo, pantan kada dipomate. Tengkoo situru’ batakan siolanan menyangkut kesepakatan dan persekutuan dalam perbuatan dan pendirian.

Kekayaan dan kebahagiaan  terutama dihubungkan dengan tallu lolona yaitu; lolo tau, lolo patuoan, dan lolo tanaman ( tiga sekawan: manusia, hewan dan padi). Anak-anak adalah berkat yang menjamin kelangsungan keturunan. Tetapi anak-anak dan cucu harus hidup bahagia dan untuk itu mereka membutuhkan padi dan hewan sebagai lambang kekayaan dan kemapaman.

            Apa dan bagaimana kehidupan di langit itu hanya bisa dibayanglkan dan dicerminkan dalam pengalaman dunia. Kehidupan di dunia ini sangat penting dan menentukan kehidupam di seberang sana, karena kehidupan ini  berada dibawah perintah dan ketentuan religius yang memperngaruhi gerak kehidupan. Ini berarti nialai dasar tersebut merupakan penuntun dalam keseluruhan  cara hidup mulai  dari saat kelahiran sampai kematian.

1.      Kelahiran
            Setelah kelahiran seorang bayi, plasentaenya dikubur dibawah tangga di sebelah timur rumah, disertai doa agar ia secara fisik menjadi besar, semakin bertumbuh, dan semakin bertambah bijaksana, sebagaimana pada pagi hari matahari naik dan semakin tinggi. Penanaman plasenta ini juga mempunyai arti bagi bayi tersebut agar bayi itu tidak akan menjadi besar seperti seorang yang plasentasenya  tidak ditanamkan, artinya agar ia tumbuh menjadi bijak dalam tutur katanya dan tidak mengucapkan hal-hal bodoh dalam tutur katanya dan tidak mengucapkan hal-hal yang bodoh. Orang juga biasa berdoa agar bayi itu tidak pernah melupakan lamunan lolona (kampung halamannya dan terutama tongkonannya).
            Dalam hal ini penting pula apa yang disebut  dalle’. Nasib sudah ditentukan sebelumnya  harus dikembangkan tetapi pengembangan itu hanya merupakan jalan menuju apa yang sudah ditentukan sebelumnya. Hasilnya sudah ditentukan sebelumnya oleh para dewa; bahkan kewajiban mengembangkan nasib itu justru merupakan bagian dari nasib itu sendiri. Cara mengembangkan dalle itu berada dibawah pengawasan perintah, dan  larangan religius, dibawah aluk sola pemali. Tujuannya adalah bahagia dalam hidup, tetapi harus  melalui jalan yang normal, artinya dalam kerangka ketentuan-ketentuan aluk. Tujuannya adalah bahagia dalam hidup, tetapi harus melalui jalan yang normal yaitu dalam ketentuan  aluk dan adat.

2.      Kehidupan
            Dewasa berarti mencapai usia untuk dapat menikah, karena pernikahan  dianggap sebagai dalle’ seorang karena dari pernikahan suami istri akan memperoleh keturunan. Pernikahan itu sudah ada dibawah pengawasan aluk, selain itu diperlukan juga jaminan tambahan untuk mengamankan pernikahan dari ketidaksetiaan  (perceraian). Jaminan itu adalah kapa’. Rampanan kapa’ ini memiliki perananbukan hanya mendapatkan keturunan tetapi juga memelihara, mempererat , atau memulihkan hubungan keluarga yang rusak.
            Sepasang suami istri secepat mungkin membangun rumah sendiri yang menjadi awal sebuah  tongkonan, pusat bagi keturunan untuk mengamalkan kedamaian dan harmoni didalam kerangka persekutuan komunitas. Tongkonan itu menjamin pelaksanaan aluk dan adat, terutama menyangkut aluk rambu solo’ dan aluk rambu tuka’.
            Tongkonan adalah persekutuan yang menjamin kebahagian didalam kehidupan ini, tetapi khususnya dalam kehidupan sana. Umpasundun aluk (menyempurnakan aluk) merupakan kewajiban tongkonan yaitu seluruh kegiatan persekutuan berpusat pada tongkonan itu yang merupakan kewajiaban yang mau tidak mau harus dipenuhi untuk memperloleh kebahagiaan dalam hidup di sini dan bagi seluruh persekutuan, terlebih bagi yang sudah meninggal untuk siapa ritus itu dilaksanakan.
            Ada pandangan modern (dari luar) yang menyatakan bahwa falsafah hidup orang Toraja adalah “hidup untuk mati”. Pendapat ini didasarkan pada pengamatan ritus yang dilakukan bagi orang mati.  Memang akhir-akhir ini pelaksanaan ritus kematian itu hanya untuk mencari prestise.

3.      Kematian
Ritus orang mati sangat ditentukan oleh status sosial si mati. Jika orang mati tidak dibalikkan pesungnya artinya jika ritus orang mati tidak dilaksanakan baginya  maka ia akan selalu mengganggu atau mengutukinya keturunannya. Tujuan dari ritus adalah membali puang (kembali kepada ilahi). Kehidupan di dunia ini hanya merupakan bagian pendahuluan  dari kehidupan abadi yang dalam ungkapan bahasa Toraja yaitu pa’ tondokan marendeng (marendeng= tempat tinggal abadi) artinya dunia ini hanya sebagai tempat perhentian, tempat yang abadi hanya ada di langit diatas tempat para dewa tinggal.

4.      Longko’, siri’ ( rasa malu, tenggang rasa)
Unsur harga diri pada cara hidup orang Toraja diungkapkan melalui istilah longko’ dan siri’. Semua nilai harus  diperoleh dalam kerangka Aluk Sola Pemali. Melakukan sesuatu di luara aluk dan pemali merupakan dosam yang dapat menyebabkan rasa malu, bukan hanya pribadi tetapi juga pada lingkungan persekutuan khususnya  dalam lingkungan keluarga besar.
Longko’ adalah juga tenggang rasa artinya bersikap sopan dan hormat untuk tidak membuat orang malu. Tetapi  orang juga berusaha tidak mempermalukan orang lain karena takut mempermalukan diri sendiri. Longko’ adalah sikap hidup dengan unsur positif terutama menyangkut kesopanan dan perilaku yang baik. Tetapi ada juga segi negatifnya yaitu membuat orang statis. Longko’ dapat mematikan semua inisiatif  untuk mengembangkan kehidupan. Oleh sebab itu longko’ sebagai sikap budaya yang didasarkan  pada perasaan dapat merupakan penghalang bagi pemikirang yang dinamis yang seharusnya mendorong kita mengembangkan kehidupan.

5.      Pelanggaran dan kesalahan
Bagi orang toraja dosa adalah pelanggaran terhadap ketentuan aluk dan adat. Dosa dalam arti pelanggaran dapat dikenal dari akibat yang di timbulkannya, tidak ada dosa tanpa akibat. Kalau dosa tidak segera mendapat ganjarannya maka orang toraja akan mengatakan kampaimi (tunggu saja) hukumannya pasti akan segera tiba. Dalam pandangan ini dosa dipandang sebagai sebab-akibat, jadi dosa tidak mungkin tidak dihukum. Kesalahan ini juga dapat berahli ke keturunan, unnanna katune lako bati’na ( meninggalkan laknat bagi keturunannya) karena orang mati sudah ada di puya sudah tidak dapat lagi dihukum. Sementara itu dosa itu dapat dihapus oleh persembahan dengan messuru’ ( membawa persembahan).

B. Adat dan Kebudayaan

1.Adat sebagai pelaksanaan Aluk
            Pada 1984 Institute Theologia Gereja Toraja melakukan studi tentang adat.kesimpulannya berbunyi, “Aluk dan adat merupakan satu kesatuan  keduanya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.harus pila ditekankan,bahwa aluk adalah sumber dari adat.
            Sebelum orang Toraja menjalin hubungan dengan orang bugis,mereka tidak mengenal istilah adat.adat tidak hanya kebiasaan,tetapi sekaligus aluk.hal ini dapat disimpulkan dari istilah:
-          Alukna (ada’na) mellona tau - ketentuan adat yang mengatur hubungan antar manusia
-          Aluk pare (ade’pare) – ketentuan adat tentang padi
-          Aluk banua (ada’banua) – ketentuan adat tentang pembangunan rumah
-          Aluk tananan pasa’ – ketentuan adat tentang pasar
-          Aluk bua’ – ketentuan adat untuk kebaikan/kesejahtraan persekutuan bua’
-          Aluk rambu solo’ – ketentuan adat yang mengatur upacara kematian.
-          Aluk Rambu tuka’ – ketentuan adat yang mengatur upacara syukur.

a.       Aluk Rambu Solo’(ARS)
ARS adalah keseluruhan upacara untuk orang mati.secara harfiah aluk rambu solo’ berarti “ketentuan untuk aspa yang menurun”.artinya ritus-ritus persembahan(asap) untuk orang mati,yang dilaksanakan sesudah pukul12.00.ketika matahari mulai bergerak turun.aluk ramtbu solo’ disebut juga aluk rampe matampu’.ritus-ritu disebelah barat,sebab sesudah pukul 12.00 matahari berada disebelah barat.sebab itulah ritus-ritus persembahan dilaksanakan disebelah barat atau barat daya tongkonan.
ARS ditandai oleh kesadaran bahwa setiap manusia terhisap dalam persekutuan masyarakat.kita dapat mengananlisis dan memahami kesadaran itu,tetapi nilainya hanya dapat dihayati secara benar dan eksistensial oleh para warga masyarakat tersebut.bila orang mengadakan salah satu upacara adat ,seseorang yang bukan warga persekutuan keluarga dapat diundang secara lisan,dikambaroi.tetapi untuk ARS tidak ada undangan.Apabila seseorang merasa bahwa dengan satu dan lain cara ia mempunayai hubungan dengan orang yang hajat dalam hal ini aluk rambu solo’,secara naluri ia harus menghadiri upacara itu.kehadirannya itu dengan sendirinya merupakan hubungan persekutuan.
b.      Aluk Rambu Tuka’ (ART)
Berdasarkan Tesmogoni dan teogoni,upacara tersebut dilaksanakan disebelah timur laut arah kediaman para dewa dan leluhur yang didewakan.Aluk Rambu Tuka’ disebut juga Aluk Rampe Matallo,”ritus-ritus disebelah timur”.Berdasarkan hal tersebut Aluk tersebut dinamakan “aluk asap yang naik”.artinya asap persembahan itu naik kelangit sebelum matahari mencapai zenit.Aluk Ramnu Tuka’ adalah keseluruhan ritus-ritus persembahan untuk kehidupan.persembahan-persembahan itu dialamatkan kepada para dewa dan para leluhur yang sudah menjadi dewa yang mendiami langit disebelah timur laut.


c.       Ma’bua’
Bua’ adalah pesekutuan kampong atau sebagian kampong,yang secara gotong royong melaksanakan pesta bua’ atau ma’bua’ untuk memohon berkat dari manusia,hewan,tanah dan tumbuhan.persekutuan ini disebut bua’ dan termasuk struktur dasar sosio-religius.
d.      Merok
Inti pesta Merok adalah upacara persembahan seekor kerbau.kata merok berasal dari rok (rauk),menusuk dengan tombak walaupun kerbau itu tidak dibunuh dengan tombak,tetapi dengan sebilah parang panjang yang tajam,yang disebut dua lalan.ada tiga alasan melaksanakan pesta ini:
1.      Sebagai pengucapan syukur atas segala berkat dalam kehidupan ini,yakni setelah seseorang berhasil mengumpulkan harta kekayaan.
2.      Sebagai pengucapan syukur atas terlaksanya segala ritus yang menyangkut aluk rambu solo’.inilah ritus dipatallung bongi,dipalingmabongi atau dirapa’i.
3.      Sebagai pengucapan syukur seorang budak yang berhasil melaksanakan ma’talla(membayar harga dirinya) atau ma’tomakakai (menjadi orang merdeka) dan yang sudah menjadi mapan dalam hidupnya.
e.       Rampanan Kapa’ (Nikah)
Pada simposium tentang adat dan kebudayaan yang diadakan tangmentoe,juli 1983,ada usul untuk mendaftarkan rampanan kapa’ sebagai nilai tertinggi dalam daftar nilai-nilai,karena pernikahan adalah titik awal usaha sepanjang suami istri untuk mengembangkan kehidupan dengan membangun tongkonan bagi keturunan mereka.usul ini menggarisbawahi pentingnya rampanan kapa’bagi komonitas toraja.

C. Pa’Tondokan  –  Sang-Torayan

a.      Pa’Tondokan
Kata dasar pa’tondokan ialah tondok : tempat tinggal,kampong,desa.Pa’tondokan=penghuni;penduduk desa;komunitas desa;masyarakat desa,sejarah sebuah tobdok mengacu ke pangala,seseorang yang mengokupasi,mengklaim wilayah tertentu sebagai miliknya,daerah kekuasaannya,lalu mendirikan tondok itu.j.tammu menerjemahkan pangala tondok dengan “cikal bakal”,pendiri tondok pada masa silam.dimasa lampau yang kelabu ditoraja masih banyak wilayah yang kosong dan tidak dihuni,yang dapat diklaim oleh tokoh-tokoh penguasa.
Ia mendirikan sebuah tongkonan baru,pusat kehidupan persekutuan baru itu.ia mengatur kehidupan tondok dan masyarakatnya.pada mulanya seluruh kekusaan berada ditangan pangla tondok.tetapi dia beranak cucu,memiliki keturunan.pada musyawrah disarirah  beberapa tondok diwakili oleh lebih dari satu orang topadatindo,karena kepemimpinan disatu tondok sudah terbagi dianak patalo,yaitu keturunan pangala tondok.sebelumditulak bintunna bone (perang melawan bone),struktur masyarakat masih sederhana.barulah sesudah perang tersebut kekuasaan dibagi-bagi diantara anak patalo .dari masing-masing tondok,sehingga struktur masyarakat dan possisi kepemimpinan religious dan sosial semakin rumit.
b.      Sang-Torayaan
Sang adalah awalan yang menunjuk jumlah satu.sang-torayan berarti “satu toraja” atau “toraja bersatu” toraja sebagi keseluruhan atau seluruh masyarakat toraja.sesungguhnya sang-torayaan merupakan istilah modern dengan isi lama.
Sang-torayaan sebagai msyarakat Toraja yang satu merupakan persekutuan yang telah bertumbuh menjadi satu berdasarkan falsafah hidup bersama,yang menampakan diri melalui adat dan kebudayaan.adat dan kebudayaan itu tidak mutlak sama disemua wilayah.namun dalam hal-hal pokok persekutuan,struktur kemasyarakatan mengikat bagaikan benang merah menghubungkan semua tempat dengan tempat lain.

D. Tongkonan Sebagai Lambang  dan Pusat Pa’rapuan

a.       Tongkonan
Tongkonan barasal dari kata tongkon,yang berarti duduk,menyatakan belasungkawa.tongkonan bararti tempat duduk,rumah,teristimewa rumah para leluhur,tempat keluarga besar bertemu untuk melaksanakan ritus-ritus adat secara bersama-sama,baik ART dan ARS.Tongkonan sulit diterjemahkan.Bangunan ini bukan sekedar rumah adat,tempat orang membicarakan atau menyelenggarakan urusan-urusan adat,bukan juga sekedar rumah keluarga besar,tempat memelihara persekutuan kaum kerabat.tonkonan mencakup kedua aspek tersebut.karea iti kita menerjemahkan istilah tongkonan agar tidak menyamakan dengan rumah adat atau rumah marga
b.      .Pa’Rapuan
Rapu adalah keluarga berdasarkan hubungan darah,keluarga besar.hubungan itu menyangkut hubungan darah keluarga besar.hubungan itu menyangkut hubungan vertikal,maka istilah yang digunakan bati’ anak (anak-anak) atau keturunan.pa’rapuan adalah bentuk panjang kata rapu ,dengan awalan pa’ dan akhiran an.artinya tempat rapu terjadi,tempat rapu merasa betah,pa’rpuan adalah bentuk abstrak rapu,yang menampakan diri secara kongkret dalam persekutuan tongkonan atau dalam hubungan darah.

E. Funsi Sebuah Tongkonan

a.       Dikalangan Pa’rapuan
Telah dijelaskan bahwa tongkonan mempunyai daya tarik sentripental terhadap pa’rapuan.maka tongkonan dipandang sebagai lambang dan pusat pa’rapuan.jadi fungsi pertama dan utama tongkonan ialah membina persekutuan pa’rapuan.jadi tongkonan menciptakan dan memelihara persekutuan.pa’rapuan mengemban kewajiban tertentu terhadap tongkonannya.sebaliknya makna tongkonan itu melambangkan dan dalam arti tertentu menjamin kesejahtraan pa’rapuan.prestise tongkonan menjamin prestise pa’rapuan.untuk dapat mengetahui latar belakang seorang toraja,kita cukup menanyakan tonkonan asalnya,asalkan yang bertanya memang susuah mengenal dan menguasai struktur tongkonan sebuah lambang,atau struktur sang-torayan.
b.      Didalam Masyarakat
Kita juga telah melihat bahwa pangala tondok bertanggung jawab atas kesejahtraan penduduk teritorium yang dikuasainya,yaitu tondoknya.bila sebuah tondok merasakan kepemimpinan dan perlindungan dari pihak seorang pangala tondok,yang aluknya dipoaluk (dapat dijadikan aluk kita),uaninna ditmba (airlah yang boleh ditimba),kayunna dire’tok (kayunyalah yang boleh dijadikan kayu bakar),padangna dikumba’ (tanahnyalah yang boleh diolah),maka pa’tondokan akan memberikannya gelar toparengge’ sabagai tanda ucapan syukur atas jasanya.maka tongkonan itu menjadi tongkonan toparengge’tdan fungsi toparengge’ dapat dipangku oleh seorang dari anak tongkonan,yakni anak toparengge.dengan demikian kepemimpian atas komunitas tondok tetap dipegang oleh tongkonan itu.

F. Tongkonan Sebagai Sumber Kepemimpinan

Setelah kita mengetahui arti tongkonan selaku lambang dan pusat pa’rapuan,kiranya tidak perlu lagi berpanjang lebar untuk menjelaskan bahwa tongkonan itu juga menjadi sumber seluruh kepemimpinan dibidang kemasyarakatancdan keagamaan.dalam struktur tongkonan,tongkonan layuk menempati kedududkan tertinggi dan dengan demikian juga menempati kekuasaan tertinggi.artinya pemimpin tongkonan layank dengan sendirinya menjadi pucuk pimpinan.
Semua tongkonan anak patalo mempunyai status yang sama dalam sistem tana’.tetapi bila keturunan satu nenek moyang bertambah banyak,maka system tongkonan perlu distrukturasi lebih lanjut.semakin jauh seseorang dari tongkonan layuk dalam garis keturunan,semakin berkurang pula pengaruh seseorang dan semakin rendah kedudukannya dalam masyarakat.
Telah kita lihat bahwa pada umumnya tongkonan mengemban fungsi menjamin kepentinagan tongkonan.dengan perkataan lain,tongkonan tidak hanya wajib memelihara kepentingan persekutuan keluarga,tetapi lembaga yang wajib memelihara aluk dan adat.tongkonan merupakan sumber hokum dan sumber pelaksanaan kekuasaan,sumber pelaksanaan kepemimpinan tradisional umum.dari kriteria kepemimpinan sudah dapat dilihat bahwa kepemimpinan itu selalu berada ditangan anak patalo,anak tongkonan.dengan demikian tepatlah kalau sistem tongkonan itu disebut benteng kepemimpinan tradisional.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Makna kehidupan ialah menjalani siklus kehidupan itu sendirinya, artinya kembali ke kehidupan semula yang nyata.  Kriteria yang menentukan skala prioritas nilai-nilai adalah nilai dasar itu sendiri. Tetapi rupanya nilai “kedamaian demi persekutuan” yang paling menentukan. Makna persekutuan ialah hidup dalam damai dan keharmonisan. Dalam benturan nilai-nilai ada saja nilai yang dikorbankan demi persekutuan. Kebenaran dan Keadilan dapat dikorbankan demi kedamaian dan keharmonisan persekutuan. Nilai kehidupan tersebut pertama-tama berorientasi kepada persekutuan, lambang persekutuan toraja adalah tongkonan berdasarkan hubungan darah. Persekutuan sebagai nilai tertinggi di toraja dilambangkan melalui tongkonan sebagai pusatnya
ARS adalah keseluruhan upacara untuk orang mati.secara harfiah aluk rambu solo’ berarti “ketentuan untuk aspa yang menurun”.artinya ritus-ritus persembahan(asap) untuk orang mati,yang dilaksanakan sesudah pukul12.00.ketika matahari mulai bergerak turun.aluk ramtbu solo’ disebut juga aluk rampe matampu’.ritus-ritu disebelah barat,sebab sesudah pukul 12.00 matahari berada disebelah barat.sebab itulah ritus-ritus persembahan dilaksanakan disebelah barat atau barat daya tongkonan.
Berdasarkan Tesmogoni dan teogoni,upacara tersebut dilaksanakan disebelah timur laut arah kediaman para dewa dan leluhur yang didewakan.Aluk Rambu Tuka’ disebut juga Aluk Rampe Matallo,”ritus-ritus disebelah timur”.Berdasarkan hal tersebut Aluk tersebut dinamakan “aluk asap yang naik”.artinya asap persembahan itu naik kelangit sebelum matahari mencapai zenit.Aluk Ramnu Tuka’ adalah keseluruhan ritus-ritus persembahan untuk kehidupan.persembahan-persembahan itu dialamatkan kepada para dewa dan para leluhur yang sudah menjadi dewa yang mendiami langit disebelah timur laut.
makna tongkonan itu melambangkan dan dalam arti tertentu menjamin kesejahtraan pa’rapuan.prestise tongkonan menjamin prestise pa’rapuan.untuk dapat mengetahui latar belakang seorang toraja,kita cukup menanyakan tonkonan asalnya,asalkan yang bertanya memang susuah mengenal dan menguasai struktur tongkonan sebuah lambang,atau struktur sang-torayan.

B.     Saran
Penulisan makalah mengenai adat istiadat kebudayaan toraja yang sekaligus membahas nilai-nilai luhur budaya toraja, makalah ini di harapkan dapat membantu untuk referensi mengenai kebudayaan toraja, namun dalam penulisan maklah ini tentunya terdapat kekurangan bahkan kesalahan oleh karna itu di harapkan kritik danm saran yqng membqngun untuk pembelajaran penulisan makalah selanjudnya agar lebih baik.